PALEMBANG – Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Dr Isma Yatun, CSFA, CFrA menyampaikan orasi ilmiah dengan tema ‘Merdeka Berbasis Teknologi Informasi: Upaya Mewujudkan Perguruan Tinggi yang Mandiri untuk Menghasilkan SDM Unggul Berakhlak Mulia’ dalam acara Dies Natalis ke-62 Universitas Sriwijaya (Unsri), Kamis (3/11/2022).
Dalam orasinya Isma Yatun menjelaskan, konsep Merdeka Belajar yang digaungkan
pemerintah dalam konteks mewujudkan pendidikan berkualitas sejalan dengan cita-cita para pendiri bangsa Indonesia dan dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa salah satu tujuan bernegara adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan tersebut berkaitan erat dengan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia, sehingga dapat menjadi modal pembangunan nasional dan bersaing dengan negara-negara lain.
“Konsep merdeka belajar memberikan kebebasan kepada pendidik, peserta didik dan satuan pendidikan, termasuk perguruan tinggi, untuk terlibat secara aktif dalam menentukan cara terbaik yang akan digunakan dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan,” jelas Isma Yatun.
Melalui merdeka belajar, dikatakan alumni Teknik Kimia Unsri Tahun 1983 ini, pendidikan di Indonesia diharapkan makin terdepan dan berkualitas sehingga memberikan dampak positif terhadap kemajuan bangsa dan negara. Dalam kaitannya dengan pendidikan tinggi, konsep merdeka belajar diwujudkan dengan kebijakan pemerintah memotong jalur birokrasi dan mendorong kemandirian kampus, terutama untuk dapat membekali para mahasiswanya dengan berbagai keahlian dan kompetensi yang relevan serta diperlukan pasca kelulusan.
Konsep merdeka belajar di tingkat perguruan tinggi telah diimplementasikan oleh Kemendikbud dalam berbagai inisiatif, termasuk diantaranya Kampus Merdeka. “Kampus Merdeka bertujuan mendorong mahasiswa menguasai berbagai keilmuan yang berguna dalam memasuki dunia kerja melalui kegiatan pembelajaran di luar program studi dan kampusnya,” katanya.
Isma Yatun memaparkan, implementasi Kampus Merdeka ini dijabarkan ke dalam empat aksi, sehingga Unsri yang telah mencapai usia 62 tahun sudah memiliki dan mulai mengimplementasikan keempat aksi tersebut untuk dapat mengkapitalisasi kesempatan dan potensi manfaat yang diharapkan dari kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh pemerintah.
Selain itu dirinya juga menyebut bahwa saat ini tercatat sudah ada 281 alumni Unsri yang mengabdikan diri di BPK RI dalam beragam tingkatan dan tersebar di banyak bidang kerja dengan penuh dedikasi dan semangat. “Saya bangga menjadi bagian dari keluarga besar Universitas Sriwijaya,” ucap Isma Yatun.
Sementara itu Rektor Unsri Prof Anis Saggaff mengatakan, dalam kurun waktu 62 tahun semua telah berperan membangun bangsa dan negara yang berfokus pada pembangunan sumber daya manusia yang cerdas, kreatif, inovatif dan mandiri. “Unsri mempunyai visi menjadi perguruan tinggi yang terkemuka berbasis riset yang unggul yang mencantumkan enam misi. Unsri juga bertekad menjadi World Class University,” katanya.
Selain itu Anis menyebut, saat ini Unsri juga sedang menuju mandiri atau Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). “PTN-BH artinya mandiri sehingga mencari uang bukan minta dengan mahasiswa. Kalau satker dan BLU masih mengumpulkan dari mahasiswa. Jadi yang akan datang kita harus bebaskan dari uang apapun untuk kepentingan,” imbuhnya.
Di tempat yang sama Gubernur Sumsel Herman Deru menilai bahwa tidak mudah mencapai usia 62 tahun, banyak pengorbanan baik dana, atau pemikiran yang telah tercurahkan. Pemprov Sumsel yang selalu bermitra dengan Unsri sudah banyak membuahkan hasil. Seperti para alumni yang bekerja dan mengabdi di Pemprov Sumsel hingga kabupaten/kota sudah berkontribusi melalui pemikiran-pemikiran dalam mengambil kebijakan. “Kita tahu begitu banyak sekali inovasi yang dipersembahkan Unsri baik secara internal maupun almamater. Kita lihat juga banyak sekali alumni yang berkiprah di tingkat nasional, baik unsur eksekutif dan legislatif,” katanya. (Humas)