Pasar Cangkring Terbengkalai, Proyek Miliaran Rupiah yang Belum Dimanfaatkan

Pasar Cangkring yang terletak di Kelurahan Pangkalan Balai, Kecamatan BANYUASIN III, Kabupaten BANYUASIN, hingga saat ini belum juga dimanfaatkan oleh para pedagang.

Meskipun telah selesai dibangun pada tahun 2020 dengan alokasi dana yang mencapai miliaran rupiah, pasar ini justru terbengkalai dan tidak pernah digunakan sama sekali oleh pedagang setempat.

Kondisi ini memicu pertanyaan dan keprihatinan dari masyarakat serta netizen di wilayah Banyuasin.

Pembangunan pasar ini awalnya direncanakan sebagai solusi untuk menampung pedagang yang berjualan di pasar Pangkalan Balai.

Namun, karena berbagai kendala, seperti akses jalan yang tidak memadai, jumlah kios dan los yang dianggap kurang, serta lokasi pasar yang dinilai terlalu jauh dari pusat aktivitas masyarakat, para pedagang enggan untuk pindah ke Pasar Cangkring.

Kendala-kendala tersebut menjadi faktor utama penyebab pasar ini tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

Meskipun kondisi Pasar Cangkring yang tidak beroperasi ini sudah berlangsung selama beberapa tahun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin justru kembali melakukan pembangunan tambahan di pasar tersebut.

Pembangunan ini bertujuan untuk memperbesar atau menambah jumlah los pasar yang ada, namun sayangnya, upaya ini belum mendapatkan sambutan dari pedagang yang diharapkan dapat meramaikan pasar.

Kebijakan Pemkab Banyuasin ini menuai kritik tajam dari masyarakat, terutama dari netizen yang mempertanyakan urgensi pembangunan lanjutan di pasar yang belum pernah digunakan sama sekali. Salah satu komentar yang viral di media sosial datang dari akun Facebook bernama “Banyuasin Baro”.

Dalam postingannya, ia mengkritik Pemkab dengan mengatakan, “Pasar tidak ada pedagang, tapi dibangun terus.

Coba pasar Sukajadi yang pedagangnya banyak dan dekat dengan kota, itu yang dibangun juga! Itu cuma harapan kami!”.

Unggahan ini mendapatkan beragam tanggapan dari pengguna Facebook lainnya, termasuk salah satu yang bernama Agus Ryu Rijaya yang menuliskan komentar singkat, “Rehap sekolah kapan?”.

Sorotan masyarakat terhadap Pasar Cangkring semakin tajam, terutama terkait besarnya dana pembangunan yang telah dihabiskan.

Dilaporkan bahwa pembangunan pasar ini menghabiskan anggaran sekitar Rp 2 miliar. Dana sebesar ini tentunya menjadi perhatian publik, mengingat pasar yang dibangun dengan dana besar ini justru terbengkalai dan tidak dimanfaatkan.

Ketika dikonfirmasi mengenai perkembangan pembangunan Pasar Cangkring, Camat Banyuasin III, Santo, membenarkan adanya proyek pembangunan tambahan di pasar tersebut.

“Iya dek, di lapangan memang ada pembangunan,” ungkapnya singkat. Namun, tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai solusi untuk mengatasi masalah yang menyebabkan pasar ini tidak berfungsi optimal.

Berdasarkan informasi yang diterima, Pasar Cangkring saat ini memiliki dua gedung utama yang sudah selesai dibangun.

Namun, pasar ini masih kekurangan sekitar 600 los dan kios untuk memenuhi kebutuhan pedagang. Kendati telah ada rencana untuk menambah jumlah los, hal ini belum cukup untuk menarik minat pedagang untuk pindah ke lokasi baru tersebut.

Permasalahan ini mengundang perhatian banyak pihak, termasuk masyarakat yang berharap Pemkab Banyuasin lebih memprioritaskan pembangunan di area yang memang sudah memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi.

Salah satu contoh yang sering diungkapkan oleh masyarakat adalah Pasar Sukajadi, yang dianggap lebih dekat dengan pusat kota dan memiliki jumlah pedagang yang lebih banyak.

Masyarakat berpendapat bahwa lebih baik Pemkab memfokuskan pembangunan di pasar-pasar yang sudah ramai dan strategis, daripada menggelontorkan anggaran untuk pasar yang belum jelas potensinya.

Meskipun upaya pembangunan kembali terus berjalan, tanpa adanya perencanaan yang matang dan penyelesaian atas permasalahan aksesibilitas serta fasilitas pendukung, masa depan Pasar Cangkring masih diragukan.

Banyak pihak berharap Pemkab Banyuasin segera menemukan solusi konkret agar pasar ini dapat difungsikan sesuai rencana awal, sehingga dana yang telah diinvestasikan tidak menjadi sia-sia.

Pasar Cangkring seharusnya menjadi pusat ekonomi baru di Pangkalan Balai, namun dengan berbagai masalah yang dihadapi, hal tersebut masih tampak sebagai impian yang jauh dari kenyataan. Penanganan yang tepat dan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan agar pasar ini bisa berfungsi sebagaimana mestinya, demi kesejahteraan pedagang dan masyarakat sekitar.

Sumber: Sumeks.co