PALEMBANG, SUMEKS.CO – Realisasi investasi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sepanjang 2022 menggembirakan.
Over target. Dari Rp41 triliun, tercapai Rp41,123 triliun.
Namun, ada empat daerah yang jauh meleset capaiannya yakni OKI, Ogan Ilir, Muratara, dan OKU Timur.
Angka-angka itu berdasar catatan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumsel.
Asisten II Pemprov Sumsel, Dharma Budy, mengatakan, realisasi investasi 2022 jauh melampaui capaian 2021 yang hanya Rp32,9 triliun.
“Ada peningkatan 24 persen,” katanya di Hotel Swarna Dwipa, Kamis, 16 Februari 2023.
Dengan realisasi investasi sebesar ini, Sumsel masuk dalam empat besar secara nasional.
Nilai investasi ini lebih tinggi dari yang dicapai Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung.
“Dengan tingginya pendapatan dari sektor investasi ini, kita mengucapkan terima kasih kepada semua investor yang telah menanamkan modalnya di Sumsel,” imbuhnya.
Investasi yang banyak dari penamanan modal dalam negeri (PMDN) di antaranya transportasi, gudang dan telekomunikasi.
Lalu, tanaman pangan, perkebunan dan peternakan.
Lalu, konstruksi, pertambangan dan makanan serta industri.
Sedangkan untuk penanaman modal asing (PMA), investasinya banyak untuk bidang listrik, gas dan air. industri kertas dan percetakan.
Kemudian, pertambangan, tanaman pangan, perkebunan dan peternakan.
Selain itu, industri makanan.
“Transportasi, gudang dan telekomunikasi menjadi sektor terbesar dalam realisasi investasi triwulan IV 2022,” kata Kepala DPMPTSP Sumsel, H Yusapta Yudha Kurnia SE MM.
Atau telah menyumbang sebesar Rp1,53 triliun dari total capaian triwulan IV sebesar Rp8,54 triliun.
Dengan kata lain, realisasi investasi di triwulan IV 2022 besarnya Rp8,54 triliun dari total target setahun Rp41 triliun disumbang PMDN sebanyak Rp4,52 triliun dan PMA Rp4,02 triliun.
“Dari investasi triwulan IV 2022 mampu menyerap tenaga kerja di Sumsel sebanyak 10.697 orang,” jelasnya.
Hasil capaian tersebut tidak terlepas dari peran PT Waskita Sriwijaya Tol.
“Kita ada PT Waskita untuk penanaman modal dan juga tol,” ujar dia.
Sementara untuk empat sektor terbesar lainnya yakni pertambangan dengan realisasi Rp1,40 triliun, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan Rp1,30 triliun, listrik, gas dan air sebesar Rp1,23 triliun serta industri kertas dan percetakan Rp0,92 triliun.
“Sektor yang mendominasi penanaman modal yaitu sektor listrik, gas dan air sebesar Rp1,10 triliun diikuti oleh industri kertas dan percetakan Rp0,91 triliun, pertambangan Rp0,87 triliun, tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp0,49 triliun dan Rp0,27 triliun dari industri makanan,” beber dia.
Dari total investasi yang masuk di triwulan IV, terbanyak dari lima negara besar yakni Singapura Rp1,34 triliun. Tiongkok Rp0,79 triliun.
Belanda Rp0,57 triliun, Hongkong RRT Rp0,49 triliun dan Belgia Rp0,32 triliun.
Sementara, realisasi investasi Januari-Desember 2022 sebesar Rp41,123 triliun, mampu menyerap sebanyak 35.580 tenaga kerja.
Capaian investasi Rp41,124 triliun tersebut disumbang dari PMDN Rp23,53 triliun atau 57,38 persen. Sedangkan dari PMA sebesar Rp17,59 triliun atau 42,92 persen.
Investasi terbesar sepanjang 2022 dari Hongkong Rp5,26 triliun, Singapura Rp4,07 triliun, Tiongkok Rp3,21 triliun, Belanda Rp2,34 triliun dan Jepang Rp1,04 triliun.
Dari 17 daerah, realisasi investasi terbesar dicapai Muara Enim dengan Rp13,1 triliun.
Disusul OKI Rp5,1 triliun, Banyuasin Rp5,09 triliun, Palembang Rp4,58 triliun. Lalu Lahat Rp3,86 triliun, Muba Rp3,3 triliun, dan PALI Rp1,06 triliun.
Selebihnya, di bawah Rp1 miliar. Jika dilihat, yang persentase realisasinya terbesar dicapai Pagaralam dengan 2.178,74 persen.
Target investasi sepanjang 2022 hanya Rp13,64 miliar, teralisasi Rp297,2 miliar.
Disusul PALI dengan 652,85 persen. Dari target hanya Rp162,6 miliar, terealisasi Rp1,06 triliun.
Empat daerah yang perolehan investasinya jeblok yakni OKI hanya 46,34 persen.
Target Rp11,1 triliun, terealisasi hanya Rp5,1 triliun. Lalu, Ogan Ilir cuma 26,04 persen. Dari target Rp3,4 triliun, hanya terealisasi Rp888,36 miliar.
Kemudian, Muratara 48,32 persen. Dari target Rp1,12 triliun, terealisasi Rp541,37 miliar. Terakhir, OKU Timur 54,43 persen. Dari target Rp531,75 miliar hanya terealisasi Rp289,45 miliar.